Mengenal Apa Itu Seks Oral Dan Risikonya
Belum lama ini, jagat maya di Indonesia sempat dibuat geram oleh aksi seorang seleb TikTok berinisial O yang membagikan konten video memakan es krim! Pasalnya, adegan memakan es krim yang dia lakukan seolah menjurus pada aksi seks oral. Eh, seks oral? Apa sih itu? Apa itu seks oral? Seks oral (oral sex) adalah kegiatan memasukkan organ genital pasangan ke dalam area mulut. Pada saat seks oral, seseorang dapat menggunakan bibir, langit-langit mulut, hingga lidah untuk merangsang pasangan baik pada penis, anus, atau bagian klitoris hingga vagina wanita. Maka dari itu, seks oral bukan istilah khusus untuk pria, wanita pun juga dapat melakukannya. Meski dulu seks oral merupakan sesuatu yang dinilai tabu, belakangan hal ini menjadi semakin biasa didengar bahkan dilakukan oleh banyak pasangan sebagai bagian dari foreplay saat berhubungan seks. Bagi mereka yang bisa menikmati seks oral, kegiatan ini dinilai dapat meningkatkan gairah saat berhubungan intim. Apakah seks oral itu berbahaya? Kontak langsung antara kulit dengan bagian genital manusia seperti penis, vagina, ataupun anus sudah cukup untuk memicu atau menularkan IMS kepada pasangan. Dengan kata lain, seks oral menggunakan mulut, bibir, dan lidah sama berisikonya dengan berhubungan seks secara biasa. Serius, kanker? Betul. Menurut Otis Brawley dari American Cancer Society, bukkake seks oral dapat menjadi sarana penularan virus HPV (human papillomavirus). Para peneliti menemukan sejumlah kanker orofaring (bagian tengah tenggorokan) dan amandel kemungkinan disebabkan oleh jenis virus HPV tertentu. Dan, risiko terkena kanker tenggorokan lebih besar pada mereka yang melakukan seks oral dengan setidaknya enam pasangan berbeda. Kok bisa? Louanne Cole Weston, PhD., seorang terapis seks dari Fair Oaks, California, mengatakan jika seks oral memang membahagiakan salah satu pasangan, namun bisa jadi menyebabkan stress bagi pasangan lainnya. Alasannya, salah satu pihak lebih sering mengkhawatirkan kebersihannya. Ada juga yang cemas, apakah seks oral yang mereka lakukan sudah cukup memuaskan pasangannya? Selain itu, stres juga bisa muncul apabila salah satu pasangan menolak/ditolak pasangannya dengan alasan bahwa pihak satunya merasa "kalah kuasa" atau "ditundukkan". Beberapa IMS, termasuk HIV, herpes, sifilis, gonore, HPV, dan virus hepatitis dapat menular melalui seks oral, meskipun besar kecil risikonya tergantung dari berapa banyak pasangan seksual yang dimiliki, jenis kelamin, dan jenis seks oral yang dilakukan. Menggunakan pelindung dapat mengurangi risiko terkena PMS. Pelindungnya bisa berupa kondom yang menutupi penis atau dental dam (semacam penutup gigi) berbahan plastik atau lateks yang dipasang di atas vulva atau anus. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak menggunakan pelindung untuk seks oral. Hal ini mungkin terjadi karena banyak orang yang belum mengetahui bahwa penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui mulut. Survei yang dilakukan Halpern-Felsher di Amerika Serikat menunjukkan, sebagian besar remaja berpendapat bahwa melakukan seks oral "lebih aman" karena tidak menyebabkan masalah sosial, emosional, atau kesehatan (seperti dampak dari kehamilan di luar nikah). 4) rasa ingin tahu. Padahal, risikonya menularkan IMS sangat besar meskipun tak menyebabkan kehamilan. Apakah seks oral menyebabkan kehamilan? Seks oral tidak dapat menyebabkan kehamilan karena tidak sperma yang memasuki liang vagina. Apakah HIV bisa menular lewat seks oral? Meskipun jarang terjadi, potensi tertular HIV tetap ada. Penularan HIV akibat seks oral jadi memungkinkan apabila ada luka terbuka seperti gusi berdarah pada bagian mulut. Baca: Apakah Seks Oral Dapat Menularkan Virus? Lalu, bagaimana cara mengurangi risiko seks oral? Bagi pasangan suami istri, bukkake baiknya memang diskusikan terlebih dahulu jika memang hendak melakukan seks oral. Entah itu terkait risiko kesehatan yang mungkin terjadi, hingga kenyamanan masing-masing mengenai kegiatan ini. Jangan menggosok gigi sebelum maupun segera setelah melakukan oral seks. Cara sikat gigi yang tidak tepat justru dapat menimbulkan luka pada gusi yang justru bisa menjadi sarana penularan IMS. Cukup gunakan cairan untuk berkumur, baru kemudian gosok gigi setelah beberapa saat seusai berhubungan intim agar mulut kembali bersih.