Perkosaan Massal Kembali Terjadi Pada India
Seorang perempuan berumur 20 tahun dilaporkan diperkosa massal pada lilin batik Natal dalam serpihan selatan India. Sementara penyelenggara pemerkosaan seorang perempuan Spanyol pada Mumbai diganjar hukuman seangkatan hidup. Perkosaan massal pada sore Natal menjadi peristiwa terbaru dalam rantaian agresi seksi pada India. Laporan ini datang sepasang yaum sebelum India memuliakan Ahad warsa tewasnya seorang mahasiswi yang diperkosa massal di sebuah bus. Serangan jahat nan merampas afeksi nasional. Korban perkosaan tersebut menjelang penjaga keamanan mencurahkan dirinya diculik bagi tiga kaum laki-laki saat sedang berjalan serempak teman-temannya di Karaikal, sebuah kota bom dekat Puducherry. Salah seorang aktor memperkosanya dekat lokasi yang tersembunyi sebelum membebaskannya. Ia memekau membeli tolong akan tetapi tujuh oknum pria bergantian menyerangnya seraya membawanya ke lokasi nan lebih tersembunyi. Enam diantaranya berselang-seling memperkosanya, slut tambah si umpan. Monika Bhardwaj. Ia mengkover tiga oknum tertuding melarikan diri, sementara yang lainnya sudah ditangkap. Rangkaian gempuran seksual yang mencuat mendorong dewan perwakilan rakyat India menjumpai membiarkan vonis nan lebih berat bagi penggarap pemerkosaan pula aktor bidasan seksual lainnya. Hari Jumat (27/12/13), pengadilan memutuskan ares interniran sebaya hidup bagi penggarap pemerkosaan seorang perempuan Spanyol. Ia diperkosa pada apartemennya dalam Mumbai pada bawah gaham jambiah. Kini bulan-bulanan menapis tinggal di Jerman. Korban yang berusia 27 tahun itu diserang mencolong nan masuk ke dalam apartemennya November 2012. Polisi Mumbai menangkap Mohammad Ansari sehari setelahnya. Pengadilan Mumbai menjatuhi ganjaran atas gugatan perkosaan, sodomi, intimidasi bersama penggelapan. Korban menyungguhkan melalui simposium film bermula Berlin. Ia saat itu berada pada Mumbai selama mempelajari musik klasik India. Pengadilan atas tuduhan perkosaan kebanyakan membutuhkan zaman bertahun-tarikh di India. Namun kemarahan publik mendorong akselerasi pertemuan perkosaan.